Pendakian Romantis Gunung Batu Jonggol 875 Mdpl

Setelah mendengar cerita kawan yang sudah lebih dulu mendaki gunung batu, dan melihat tontonan youtube tentang gunung batu, akhirnya aku dan istri membulatkan tekad untuk pergi kesana. Untuk mengobati rasa penasaran yang teramat sangat memuncah, Sabtu 16 September 2017 kami meluncur ke jonggol dengan menggunakan sepeda motor tua Nouvo Lele kesayangan. Berangkat dari Bekasi jam 7 pagi menuju Mekarsai Cilengsi melalui Bantargebang. Karena hari sabtu pagi jadi perjalanan sangat lancar dan damai. Dari Mekarsari perjalanan dilanjutkan menuju Cariu menyusuri jalan raya Cilengsi - Jonggol yang pada pagi ini sangat ramah dan bersahabat. Tidak begitu banyak kendaraan yang lalu lalang, jadi kami sangat menikmati perjalanan. Namun sampai di sebuah tempat, kami agak terkejut karena melihat jalan ditutup dengan seng pembatas. Ternyata kami sampai di Jembatan Cipamingkis yang ambruk beberapa bulan lalu karena banjir. Tanpa pikir panjang kami belok kanan menuju jalur alternatif "Jembatan Darurat" buatan warga yang lokasinya agak kebawah. Cukup khawatir akan kondisi Nouve Lele yang sudah usur, takutnya tidak kuat nanjak. Tapi dengan keyakinan yang tinggi dan tekad yang kuat kami paksakan lewat jalur tersebut. Untuk sekedar informasi, ketika kita melwati jembatan ini akan diminta sumbangan sukarela oleh warga sekitar. Lega rasanya bisa melewati jembatan darurat ini, dengan sedikit ngosngosan motor ini bisa melewati tanjakan yang lumayan curam dengan medan berpasir. Konon katanya jika hujan dan air banjir jembatan ini tidak bisa dilalui karena posisi jembatan yang agak rendah. Perjalanan kami lanjutkan menuju pertigaan Cariu yang posisinya berada setelah sebuah minimarket. Kami sempat bertanya kepada tukang parkir yang ada disana jalur menuju Gunung Batu, sesuai dengan yang kami liat di youtube, jalurnya menuju ke kanan dari pertigaan Cariu. Selanjutnya kami lanjutkan perjalanan menuju Sukamakmur. Jalan yang kami lalui cukup kecil namun mulus beraspal dan pemandangan kanan kiri cukup banyak pohon. Semakin jauh melaju, sempat khawatir akan lokasi karena sudah cukup jauh melanju tapi Gunungnya belum nampak di pandangan. Sekali lagi dengan tekad yang tinggi dan kuat, kami lanjutkan terus perjalanan. Ketika jalanan sudah mulai sepi dan kondisi jalan mulai tanjakan dan turunan, kami berhenti sejenak buat mengisi bensin. Jangan takut, disepanjang perjalanan banyak warung yang menjual bensin eceran. Bensin full, perjalanan kami lanjutkan melewati jalanan yang sangat sepi, hanya ada beberapa sepeda motor yang melintas yang kami coba kejar karena takut sendirin. namun apa daya, kondisi motor yang sudah tua tak sanggup untuk mengejarnya. Terpaksa kami memberanikan diri melewati jalanan yang sepi ini sambil bernyanyi nyanyi kecil dan berdoa agar selamat sampai tujuan. Jam 09.45 kami sampai di Pos Pertama Gunung Batu atau biasa dijadikan tempat parkir motor dan mobil. Sampai di parkiran kami diminta untuk membayar uang parkir 15.000 rupiah, bayar di depan tunai. Okeh..demi keamanan dan kenyamanan saya rasa uang segitu tidak jadi masalah.
Pos 1, Cuaca cukup terik.

Melewati pos parkir kami memulai perjalanan menuju kaki gunung dibawah cuaca yang sangat panas dan terik. Melintasi jalur berbatu dan berdebu, kami melangkah perlahan tapi pasti menuju Pos Kedua yang kata mamang parkir waktu yang diperlukan untuk menuju pos kedua sekitar 15 menit. Jalur yang landai tidak menjadi kendala bagi kami, hanya saja suhu yang panas membuat kami sedikit kehausan. Sempat berfikir apakah kami salah jalur, karena hanya kami berdua yang melintas di jalan ini. ah sudahlah...kami nekad saja menuju ke Pos 2 sambil menikmati pemandangan gunug yang ada di sebelah kanan.
Jalur menuju Pos 2, Berdebu dan Berbatu




Setelah melewati tanjakan berbatu, akhirnya kami tiba di Pos 2. Ada pintu gerbang semacam gapura yang terbuat dari bambu sudah menyambut kami. Tidak hanya gapura yang menyambut kami, melainkan ada orang yang menagih uang registrasi (uang kebersihan) jika kami ingin mendaki gunung. Tarifnya 10.000 rupiah per orang tanpa karcis dan tanpa tanda terima. Ya sudahlah...kami percaya saja asal diijinkan buat melanjutkan perjalanan menuju puncak.

Gerbang Pos 2, Bisa jadi tempat parkir motor dan banyak warung.

Setelah beres urusan registrasi, kami melanjutkan pendakian melewati pepohonan yang berjejer rapi di sebelah kanan dan kiri jalan. Udara disini sedikit lebih sejuk dibanding perjalanan dari pos pertama tadi. Jalur ini dinamakan Tanjakan Kebo. Kurang tau sejarahnya, tapi kalo diliat jalur ini merupakan jalur air disaat hujan, mungkin karena jalannya tanah apabila hujan akan menjadi licin dan berlumpur. Bisa jadi dengan berlumpurnya itu dijuluki Tanajakn Kebo, karena kebo sukanya main lumpur. Bagi kami yang sudah cukup umur, tanjakan ini cukup melelahkan karena dari pertama kami melangkah disini tidak ada jalan yang landai, semua berupa tanjakan yang cukup tinggi. Sambil berjalan santai kami berhenti sebentar untuk minum air mineral sambil meregangkan kaki dan melihat pemandangan di kanan kiri kami. Jajaran pepohonan yang hijau dan rimbun memberikan oksigen yang sedikit mengurangi kelelahan kami.
Berhenti sejenak untuk memebasahi tenggorokan.

Tanjakan tidak ekstrim namun melelahkan.
Sedikit terbayang apabila turun hujan saat melewati jalan ini, pasti jalanan akan menjadi sangat licin. Namun tidak usah khawatir karena di beberapa titik yang kemiringannya cukup curam sudah disediakan tali untuk pegangan para pendaki. Jadi dengan tali tersebut pendakian menjadi lebih ringan.
Ada sedikit kejadian lucu sebelum kami mengakhiri tanjakan kebo menuju camp ground. Kami mendengar semaca suara lebah diatas kepala. Dengan itupun kami menyiapkan berbagai macam jurus yang sudah kami pelajari sebelumnya untuk menghalau lebah yang siap menyerang. Ternyata....ketika kami sampai di camp ground, kami mendapati tiga orang pendaki sedang asyik main drone. Argghhh...suaranya persis kumpulan lebah yang sedang mengejar mangsa. Lega rasanya...kami telah sampai camp ground dan ternyata tidak ada lebah disini. Camp Ground ini cukup luas dan landai, mungkin bisa memuat sekitar 10 tenda atau lebih. Kami beristirahat sejenak disini sambil menari nafas dan menikmati pemandangan sekitar berupa hamparan bukit nan hijau dan lestari.
Istirahat di Camp Ground

View yang luar biasa indah

Mencoba foto dengan gaya kekinian..
Setelah cukup beristirahat, pendakian kami lanjutkan. Dari camp ground ini sudah mulai tampak puncak gunung batu dari kejauhan. Semangat pun makin menggebu untuk menuju puncak. Jalur yang dilewati semakin ekstrim, tanjakan yang makin curam ditambah dengan kanan kiri berupa semak belukar. Tidak nampak pepohonan tinggi disini menambah terik matahari di kepala semakin berasa panas. Sampai akhirnya kami tiba pada sebuah tanjakan tanah lurus yang walopun kering cukup berasa licin..(apalagi kalo hujan ya...??). Kami perlahan melewati tanjakan ini dengan menggunakan tali yang sudah disediakan. Nafas semakin memburu alias ngos ngosan karena kemiringan tanjakan ini cukup curam dan jaraknya cukup panjang.
Tanjakan berdebu yang sangat curam dan licin
Ditengah tanjakan ini kami mengambil nafas sebentar, didepan puncak sudah nampak semakin menggoda untuk digapai. Cukup beristirahat, perjalanan menuju puncak kami lanjutkan. Angin bertiup semakin kencang dan debu memburu seiring langkah kita berdua. Sungguh pengalaman yang mengesankan.
Tanjakan curam berupa bebatuan labil yang gampang jatuh.
Ditengah perjalanan menuju puncak, angin bertiup sangant kencang dan debu debu sisa kebakaran puncak Gunung Batu sebulan yang lalu membuat penglihatan kami terganggu. Kami pun mengurungkan niat untuk sampai ke puncak tertinggi karena kondisi yang sangat berbahaya apabila dipaksakan. Track berupa bebatuan labil dengan kemiringan yang sangat curam sangat berbahaya apabila dipaksakan naik dengan kondisi angin dan debu seperti itu. Dengan sangat disayangkan dan sedih kami hanya sampai separuh puncak. Tapi kami cukup puas sampai disini, karena pemandangan yang sangat indah membentang didepan kita. Sebagai orang awam yang bukan pendaki, sampai disini sudah ada perasaan yang cukup membanggakan.


Add caption
Akirnya sampai disini pendakian kami, sayang memang tinggal sedikit mencapai puncak tapi kondisi dan keadaan memaksa untuk tidak melanjutkan. Pulang dengan selamat adalah tujuan kami..anak anak sudah menanti kami dirumah. Sebuah petualangan yang luar biasa...Salam Lestari...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Museum Zoologi Kebun Raya Bogor

Alam Sambangan, Kolam Renang Tepi Jurang di Singaraja

Taman Cikas Adventurer Trip To Baduy Dalam